Kamis, 24 Oktober 2019

Apa Itu Pertumbuhan dan Perkembangan?



 
       
            Seringkali orangtua salah mengartikan dan menggunakan kata pertumbuhan dan perkembangan anak di kehidupan sehari-hari. Misalnya orangtua yang mengatakan “anak saya tumbuh menjadi anak yang pintar”, seharusnya “anak saya berkembang menjadi anak yang pintar”. Namun karena sudah menjadi kebiasaan pada akhirnya tidak diperhatikan. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik harus meluruskan pemahaman tersebut sedikit demi sedikit. Berikut penjelasan singkat mengenai perbedaan pertumbuhan dan perkembangan.
            Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran dan volume pada manusia misalnya berat badan dan tinggi badan. Pertumbuhan bersifat kuantitatif karena dapat diukur dan tidak dapat kembali keukuran semula (irreversible). Sedangkan kualitatif adalah suatu proses menuju kedewasaa, yaitu adanya kematangan secara seksual sehingga mampu melakukan produksi. Perkembangan sendiri bersifat kualitatif karena tidak dapat diukur, namun hanya dapat diamati dan dapat kembali ke ukuran semula (reversible). Contoh perkembangan adalah anak kecil yang terus berkembang menjadi tua. Maka seiring berjalannya waktu masa tua atau ketika kakek/nenek biasanya dia akan memiliki sifat seperti anak kecil yaitu meminta diperhatikan dan sebagainya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan pada manusia dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor ekstrernal.
            Pertama, faktor internal yaitu faktor yang berasal dalam diri manusia atau bawaan, misalnya hereditas, vitamin atau nutrisi ketika Ibu mengandung, dan kondisi Ibu hamil. Hereditas, faktor keturunan menjadi hal yang cukup mempengaruhi perkembangan anak. Misalnya orangtua yang memiliki riwayat penyakit tertentu akan berpengaruh pada kondisi janinnya nanti yang akan mempengaruhi seiring tumbuh dan berkembangnya anak. Vitamin dan nutrisi, kebutuhan yang harus diperhatikan baik untuk Ibu maupun anaknya. Biasanya anak yang kurang pemenuhan vitaminnya akan mempengaruhi kecerdasan, pertumbuhan sel-sel tulang, kondisi badan, dan sebagainya. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mengecek kandungannya secara rutin. Kondisi ibu hamil, ibu hami harus memerhatikan kondisinya baik secara fisik maupun psikisnya. Kondisi psikologi seorang ibu ketika hamil juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak.
            Kedua, faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri manusia atau lingkungan sekitarmya. Sosial ekonomi, dari sudut pandang secara faktor sosial ekonomi keluarga akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya kebutuhan makanan yang sehat, dan permainan yang merangsang belajar anak. Keluarga, turut mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak, di mana anak yang tumbuh dari keluarga otoriter yaitu keluarga yang memberikan tekanan dalam mendidik anak, biasanya menggunakan kalimat “kamu harus”, akan berkembang menjadi seorang anak yang kurang inisitiatif, tidak terbuka dan kurang kreativitas. Hal ini terjadi karena orang tua hanya memikirkan keinginnanya tanpa melihat kebutuhan dan minat pada diri anak. Sebaliknya, jika anak dibesarkan dalam keluarga yang demokratis, ia akan berpikir terbuka, percaya diri, berani mencoba, sehingga mempengaruhi kognitifnya. Sementara itu, anak yang tumbuh dan berkembang dari orangtua yang duda atau janda juga akan mempengaruhinya. Biasanya akan menjadi anak yang minder atau tidak percaya diri karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya. Begitu pun dengan jumlah keluarga, anak pertama biasanya cukup percaya diri dan pintar, anak kedua mudah bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga mampu menjaga persahabatan dengan baik, dan anak ketiga biasanya lebih kreatif dan cerdas namun kebanyakan manja. Sekolah, merupakan tempat kedua bagi anak. Sekolah mewadahi kebutuhan yang tidak dapat sepenuhnya dipenuhi oleh orangtua. Kualitas sekolah pun mempengaruhi perkembangan anak. Sekolah yang baik akan mengoptimalisasi perkembangan anak baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor. Di samping itu, teman juga mempengaruhi, di aman teman yang menunjukkan perilaku baik akan mendorong anak untuk berperilaku baik pula dan sebaliknya. Masyarakat, merupakan pihak yang sangat mendukung bagaimana anak berkembang. Misalnya masyarakat yang membiasakan diri bersikap ramah, baik, dan sopan akan menstimulasi atau mendorong anak untuk berkembang sebagaimana perilaku dan sikap yang mereka tampilkan dalam kehidupan sehari-hari.
            Demikian hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua, terutama hal-hal yang mempengaruhinya. Sehingga anak dapat berkembangan dengan optimal  melalui pemenuhan kebutuhan anak secara seimbang. Semoga bermanfaat.

Rabu, 28 Agustus 2019

Mengenal Anak Usia Dini


https://bit.ly/2L0CotV

            Anak Usia Dini adalah anak yang sedang berada di masa yang sangat optimal. Dikatakan demikian karena anak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, hingga kemampuan anak mencapai 80%. Anak usia dini sering disebut sebagai maas golden age (masa keemasan) di mana anak senang sekali melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya. Rasa ingin tau yang tinggi membuat anak ingin melakukan banyak hal, mendengarkan dan mencoba segala sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.
            Terdapat beberapa definisi mengenai anak usia dini, diantaranya; Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14, bahwa anak usia dini mereka yang berusia 0-6 tahun. Menurut UNESCO, menyatakan bahwa anak usia dini berada di masa 0-8 tahun. Baik mereka yang berada di Taman Penitipan Anak (TPA), Day Care, Taman Kanak-kanak (TK), dan di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Asumsi tersebut dilandaskan karena usia 6-8 anak berada di kelas I, II, dan II yang masih membutuhkan bantuan orang lain atau belum mandiri. Misalnya sebagian masih meminta untuk diantar kesekolah, memakai baju masih dibantu oleh orang tua, dan sebagainya.
            Pada masa ini peran orang tua sangat penting. Orang tua harus memperhatikan, mendorong, dan memenuhi kebutuhan anak sesuai usianya. Perlu diketahui bersama, bahwa pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya sejak kecil akan membentuk karakter anak hingga masa dewasa nanti. Bahkan anak akan menirukan apa saja yang diucapkan atau dilakukan oleh orang tua ataupun orang dewasa lainnya. Dapat dikatakan, orang dewasa menjadi figur atau teladan bagi anak, terutama pendidikan orang tuanya di rumah.



Apa Itu Pertumbuhan dan Perkembangan?

                      Seringkali orangtua salah mengartikan dan menggunakan kata pertumbuhan dan perkembangan anak di kehidupan seha...