Seringkali orangtua salah
mengartikan dan menggunakan kata pertumbuhan dan perkembangan anak di kehidupan
sehari-hari. Misalnya orangtua yang mengatakan “anak saya tumbuh menjadi anak
yang pintar”, seharusnya “anak saya berkembang menjadi anak yang pintar”. Namun
karena sudah menjadi kebiasaan pada akhirnya tidak diperhatikan. Oleh karena
itu, kita sebagai pendidik harus meluruskan pemahaman tersebut sedikit demi
sedikit. Berikut penjelasan singkat mengenai perbedaan pertumbuhan dan
perkembangan.
Pertumbuhan adalah proses
bertambahnya ukuran dan volume pada manusia misalnya berat badan dan tinggi
badan. Pertumbuhan bersifat kuantitatif karena dapat diukur dan tidak dapat
kembali keukuran semula (irreversible). Sedangkan kualitatif adalah
suatu proses menuju kedewasaa, yaitu adanya kematangan secara seksual sehingga
mampu melakukan produksi. Perkembangan sendiri bersifat kualitatif karena tidak
dapat diukur, namun hanya dapat diamati dan dapat kembali ke ukuran semula (reversible).
Contoh perkembangan adalah anak kecil yang terus berkembang menjadi tua. Maka
seiring berjalannya waktu masa tua atau ketika kakek/nenek biasanya dia akan
memiliki sifat seperti anak kecil yaitu meminta diperhatikan dan sebagainya. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan pada manusia
dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor ekstrernal.
Pertama, faktor
internal yaitu faktor yang berasal dalam diri manusia atau bawaan, misalnya
hereditas, vitamin atau nutrisi ketika Ibu mengandung, dan kondisi Ibu hamil. Hereditas,
faktor keturunan menjadi hal yang cukup mempengaruhi perkembangan anak.
Misalnya orangtua yang memiliki riwayat penyakit tertentu akan berpengaruh pada
kondisi janinnya nanti yang akan mempengaruhi seiring tumbuh dan berkembangnya
anak. Vitamin dan nutrisi, kebutuhan yang harus diperhatikan baik untuk
Ibu maupun anaknya. Biasanya anak yang kurang pemenuhan vitaminnya akan
mempengaruhi kecerdasan, pertumbuhan sel-sel tulang, kondisi badan, dan
sebagainya. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mengecek kandungannya
secara rutin. Kondisi ibu hamil, ibu hami harus memerhatikan kondisinya
baik secara fisik maupun psikisnya. Kondisi psikologi seorang ibu ketika hamil
juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak.
Kedua, faktor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri manusia atau lingkungan
sekitarmya. Sosial ekonomi, dari sudut pandang secara faktor sosial
ekonomi keluarga akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Misalnya kebutuhan makanan yang sehat, dan permainan yang merangsang belajar anak.
Keluarga, turut mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak, di mana
anak yang tumbuh dari keluarga otoriter yaitu keluarga yang memberikan tekanan
dalam mendidik anak, biasanya menggunakan kalimat “kamu harus”, akan berkembang
menjadi seorang anak yang kurang inisitiatif, tidak terbuka dan kurang
kreativitas. Hal ini terjadi karena orang tua hanya memikirkan keinginnanya
tanpa melihat kebutuhan dan minat pada diri anak. Sebaliknya, jika anak
dibesarkan dalam keluarga yang demokratis, ia akan berpikir terbuka, percaya
diri, berani mencoba, sehingga mempengaruhi kognitifnya. Sementara itu, anak
yang tumbuh dan berkembang dari orangtua yang duda atau janda juga akan mempengaruhinya.
Biasanya akan menjadi anak yang minder atau tidak percaya diri karena kurangnya
kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya. Begitu pun dengan jumlah keluarga,
anak pertama biasanya cukup percaya diri dan pintar, anak kedua mudah
bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga mampu menjaga persahabatan dengan
baik, dan anak ketiga biasanya lebih kreatif dan cerdas namun kebanyakan manja.
Sekolah, merupakan tempat kedua bagi anak. Sekolah mewadahi kebutuhan
yang tidak dapat sepenuhnya dipenuhi oleh orangtua. Kualitas sekolah pun
mempengaruhi perkembangan anak. Sekolah yang baik akan mengoptimalisasi perkembangan
anak baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor. Di samping itu, teman juga
mempengaruhi, di aman teman yang menunjukkan perilaku baik akan mendorong anak
untuk berperilaku baik pula dan sebaliknya. Masyarakat, merupakan pihak
yang sangat mendukung bagaimana anak berkembang. Misalnya masyarakat yang membiasakan
diri bersikap ramah, baik, dan sopan akan menstimulasi atau mendorong anak
untuk berkembang sebagaimana perilaku dan sikap yang mereka tampilkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Demikian hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh orangtua, terutama hal-hal yang mempengaruhinya. Sehingga
anak dapat berkembangan dengan optimal
melalui pemenuhan kebutuhan anak secara seimbang. Semoga bermanfaat.